The Expectation Model: Framework Untuk Menentukan Pasangan

Menentukan pasangan adalah salah satu keputusan paling penting dalam hidup kita. Tapi sering kali, kita terjebak dalam ekspektasi yang terlalu tinggi dan akhirnya kecewa karena pasangan kita tidak memenuhi ekspektasi kita. Terus gimana? Tenang, ada Expectation Model yang bisa membantu kita memahami ini semua dan tentu dengan jalan keluarnya

Our level of satisfaction increases with our expectations. Up to a point. Over-the-top expectations dampen our happiness.

Komponen Utama: Harapan dan Kebahagiaan

The Expectation Model ini punya dua komponen utama:

  1. Harapan (Expectations): Apa yang kamu inginkan atau harapkan dari pasangan kamu.
  2. Kebahagiaan (Happiness): Tingkat kebahagiaan yang kamu rasakan berdasarkan seberapa baik realitas memenuhi harapan kamu.

Memahami Titik Kritis Harapan

Model ini menjelaskan bahwa titik kritis (Tipping Point) dalam suatu harapan. Kalau harapan kamu terlalu rendah, kamu jadi tidak peduli, dan keputusan yang tidak peduli jarang memuaskan. Sebaliknya, semakin tinggi harapan kamu, maka kamu akan semakin bahagia ketika kamu sudah menemukan pasangan yang memenuhi harapan tersebut. Tapi, masalahnya ada titik di mana harapan yang terlalu tinggi jadi tidak realistis untuk menemukan pasangan, dan akhirnya berujung kecewa.

Pengalaman mengajarkan saya bahwa kesempurnaan itu hanya milik Tuhan dan Andra & The Backbone :p

Boleh Gak Sih Nurunin Harapan?

Tidak ada yang salah dengan punya harapan yang tinggi. Tapi, kalau kamu merasa standar kamu tidak pernah bisa dipenuhi, tanyakan pada diri sendiri: Apa yang akan kamu kehilangan jika kamu menurunkan harapan kamu? Mungkin kamu akan menemukan bahwa dengan menurunkan harapan sedikit saja, kamu bisa menemukan kebahagiaan yang lain, bahkan yang lebih baik

Contoh Kasus: Andi dan Rini

Harapan Rini: Rini mengharapkan pasangan yang romantis, selalu memahami perasaannya, dan siap melakukan apa saja untuk membuatnya bahagia.

Realitas Andi: Andi adalah orang yang pragmatis, tidak selalu menunjukkan emosi dengan cara yang diharapkan Rini, tapi sangat setia dan selalu ada saat dibutuhkan.

Kebahagiaan Rini: Pada awalnya, Rini merasa kecewa karena harapannya tidak sesuai dengan realitas. Namun, setelah berkomunikasi dan memahami bahwa Andi menunjukkan cinta dan dukungannya dengan cara yang berbeda, Rini mulai menyesuaikan harapannya. Rini belajar untuk menghargai kehadiran dan kesetiaan Andi daripada hanya berfokus pada ekspresi romantis.

Penutup

Dengan menggunakan The Expectation Model, Andi dan Rini bisa mencapai keseimbangan antara harapan dan realitas, yang pada akhirnya meningkatkan kebahagiaan dalam hubungan mereka.

The Expectation Model adalah alat yang berguna untuk membantu kita memahami dan mengelola harapan dalam memilih pasangan. Dengan menentukan harapan yang realistis, mengukur realitas pasangan, dan menyesuaikan harapan dengan realitas, kita bisa mencapai kebahagiaan yang lebih besar dalam hubungan kita. Ingatlah bahwa hubungan yang sehat membutuhkan komunikasi, fleksibilitas, dan penerimaan. Dengan begitu, kita bisa membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih bahagia.

Post Comment