Rahim and Bonoma Model: Mengatasi Konflik dengan (dapat) Mengakomodasi Keinginan Orang Lain
Konflik adalah bagian tak terhindarkan dari interaksi manusia. Masalahnya, bagaimana menyelesaikan sebuah konflik?
Ada salah satu Model penyelesaian sebuah konflik yang cukup populer di kalangan manajemen konflik interpersonal, yaitu Rahim and Bonoma Model. Model ini melibatkan dua dimensi dasar: Kepedulian terhadap diri sendiri dan kepedulian terhadap orang lain. Kepedulian terhadap diri sendiri mencerminkan sejauh mana seseorang berusaha memuaskan kebutuhan dirinya sendiri, sementara kepedulian terhadap orang lain adalah tentang memuaskan kebutuhan orang lain. Lima cara dalam model ini dikembangkan sesuai dengan tingkat kepedulian terhadap diri sendiri atau orang lain, dan setiap kategori dapat digunakan tergantung pada jenis konflik dan situasi.
1. Menghindar (Avoiding)
Banyak orang cenderung menghindari konflik karena merasa tidak nyaman dan membuang-buang waktu mereka. Menghindari konflik berarti menghindari proses penyelesaiannya, sehingga masalah tetap ada dan tidak terselesaikan. Ini adalah situasi lose-lose.
Kapan Menggunakan Metode Ini: Tidak selalu menghindari konflik adalah suatu yang buruk, kamu bisa gunakan metode ini ketika ada masalah lain yang lebih besar yang butuh perhatianmu atau ketika pendapat kamu tidak terlalu berpengaruh lagi terhadap sebuah keputusan. Namun, perlu diingat bahwa terlalu sering menghindari konflik bisa merugikan karier kamu karena konflik bisa menjadi katalis pengembangan diri.
2. Mengakomodasi (Accommodating)
Mengakomodasi konflik berarti “menyerah” kepada pihak lain. Meskipun pendekatan ini bisa membawa rekonsiliasi sementara, tapi hal ini bisa merugikan diri sendiri, karena kamu bakalan jadi “lebih sibuk” karena kamu yang mengakomodasi keinginan orang lain
Kapan Menggunakan Metode Ini: Kamu bisa menggunakan metode ini jika kamu masih ada kapasitas untuk mengakomodasi dan bukanlah hal yang “big deal”
3. Bersaing (Competitive)
Ketika kita berada di mode bersaing, maka mindsetnya adalah kita berencana untuk menang. Ini adalah cara terbaik untuk menyelesaikan konflik di lingkungan yang di mana rules of the games nya jelas, dan semua keputusan atau konflik yang terjadi tidak dianggap hal yang personal
Kapan Menggunakan Metode Ini: Gunakan metode ini ketika kedua belah pihak memiliki semangat yang sama yaitu saling challenge untuk menemukan solusi terbaik dan yang terpenting “Gak Baper-an
4. Berkompromi (Compromising)
Berkompromi berarti menemukan jalan tengah di mana kedua belah pihak merasa mendapatkan sesuatu yang dia dapatkan dan tentu ada beberapa hal yang tidak bisa diakomodasi. Hal ini sangat lazim dilakukan di negoisasi suatu bisnis
Kapan Menggunakan Metode Ini: Gunakan metode ini saat kamu sudah memahami sudut pandang orang lain dan melihat bahwa hasil berkompromi tidaklah terlalu buruk
5. Bekerja Sama (Collaborating)
Ini adalah cara favorit saya untuk menyelesaikan konflik. Pendekatan ini menitikberaktkan bahwa tidak ada yang salah 100% dan tidak ada yang 100% benar. Dan, dengan mindset bahwa semua orang menginginkan hal yang baik untuk perusahaan. Hal ini membangun kolaborasi antar semua pihak dan menyatukan energi bersama untuk menemukan solusi.
Kapan Menggunakan Metode Ini: Jika memungkinkan, gunakan selalu metode ini. Namun, metode ini tidak efektif jika ada trust issue antar tim, atau ada ego sektoral/pribadi yang sangat besar.
Kesimpulan
Model Rahim dan Bonoma menunjukkan bahwa konflik adalah hal yang alami dan tidak bisa dihindari dalam kehidupan manusia. Dengan memahami lima gaya mengatasi konflik ini, kamu dapat lebih siap untuk menangani berbagai situasi konflik dengan cara yang konstruktif dan produktif. Ingat, setiap strategi memiliki waktu dan tempatnya sendiri, dan penting untuk memilih pendekatan yang paling sesuai dengan situasi dan kepentingan semua pihak yang terlibat. Dengan memiliki disposisi untuk resolusi, kamu hampir pasti akan menggunakan salah satu dari lima strategi ini. Jika resolusi bukan fokus utama kamu, bersiaplah untuk kemungkinan konflik yang lebih besar.
Post Comment