The Conflict Resolution Model: Cara Mengatasi Konflik Berdasarkan Emosi dan Rasional

Manusia hidup pasti pernah menghadapi konflik, baik di tempat kerja, di rumah, atau di mana saja. Tidak jarang menghadapi konflik bisa menjadi tantangan besar, dan tidak jarang kita tidak tahu cara terbaik untuk mengatasinya. Berdasarkan The Conflict Resolution Model, tiap orang / kelompok memiliki cara yang berbeda-beda saat menghadapi konflik : menghindar (Escape), bertarung (Fight), menyerah (Give Up), menghindari tanggung jawab (Evade Responsibility), berkompromi (Compromise), atau mencapai konsensus (Reach a Consensus). Jadi kamu yang mana saat sebuah konflik terjadi? šŸ˜€ Tentu saja, setiap cara pasti ada konsekuensinya. Jadi, dalam menghadapi konflik ada dua kategori besa, yaitu: Reaksi Emosional dan Reaksi Rasional.

  1. Reaksi Emosional: Ketika Emosi Menguasai
    • Menghindar (Escape) : Menghindari konflik yang biasanya berakhir tidak ada proses penyelesaian.
    • Bertarung (Fight) : Sikap agresif ini mencerminkan “yang penting menang”. Tidak ada kerja tim atau pendekatan negosiasi karena harus ada pihak yang kalah
    • Menyerah (Give up) : Kondisi dimana seseorang memilih untuk “kalah”
  2. Reaksi Rasional: Memikirkan Solusi Terbaik
    • Menghindari Tanggung Jawab (Evade Responsibility) : Orang yang merasa kewalahan dalam konflik biasanya cenderung mendelegasikan keputusan ini ke orang lain.
    • Berkompromi (Compromise) : Tergantung pada bagaimana hal ini dipersepsikan, kompromi adalah solusi yang bisa diterima oleh kedua belah pihak. Sering kali dirasakan bahwa meskipun solusi tersebut tidak ideal, itu bisa diterima oleh kedua belah pihak
    • Mencapai Konsensus (Reach a Consensus) : Konsensus didasarkan pada solusi baru yang dikembangkan oleh kedua belah pihak. Berbeda dengan kompromi, ini adalah situasi win-win bagi kedua belah pihak, karena tidak ada yang harus mundur. Sebaliknya, kedua belah pihak membuat jalan alternatif yang mengakomodasi kepentingan bersama

Contoh Kasus: Konflik di Tempat Kerja

Situasi

Di sebuah perusahaan teknologi, tim software developer mengalami konflik mengenai metode pengembangan yang akan digunakan untuk proyek baru. Sebagian tim ingin menggunakan metode Agile, sementara yang lain lebih memilih metode Waterfall. Konflik ini menyebabkan ketegangan dalam tim dan menghambat proyek.

Menghindar (Escape)

Jika tim memilih untuk menghindari konflik ini, mereka mungkin akan tetap menggunakan metode lama tanpa menyelesaikan masalah mendasar. Ini akan menyebabkan stagnasi dan ketidakpuasan di antara anggota tim. Situasi ini adalah lose-lose.

Bertarung (Fight)

Jika satu pihak memaksakan kehendak mereka dengan sikap agresif, misalnya dengan memaksa penggunaan Agile tanpa mempertimbangkan pendapat pihak lain, hal ini akan menciptakan ketegangan lebih lanjut dan kemungkinan besar menyebabkan penurunan moral tim. Situasi ini adalah win-lose.

Menyerah (Give up)

Jika pihak yang mendukung Waterfall memutuskan untuk menyerah tanpa perlawanan, mereka mungkin akan merasa tidak dihargai dan kurang berkontribusi. Ini adalah situasi lose-win.

Menghindari Tanggung Jawab (Evade Responsibility)

Jika manajer proyek memutuskan untuk mendelegasikan keputusan ini ke pihak yang lebih tinggi tanpa menangani konflik secara langsung, keputusan yang diambil mungkin tidak mempertimbangkan kepentingan terbaik dari tim. Ini adalah situasi lose-lose.

Berkompromi (Compromise)

Tim dapat memutuskan untuk menggabungkan elemen-elemen dari kedua metode, meskipun solusi ini mungkin tidak sepenuhnya ideal bagi kedua belah pihak. Ini adalah situasi win-lose, lose-win.

Mencapai Konsensus (Reach a Consensus)

Dengan mencapai konsensus, tim dapat mengembangkan pendekatan baru yang menggabungkan kelebihan dari kedua metode, menciptakan solusi yang lebih baik untuk proyek. Misalnya, mereka bisa menggunakan metode Agile dalam development process tetapi tetap mengikuti beberapa prinsip Waterfall untuk tahap dokumentasi. Ini adalah situasi win-win.

Kesimpulan

Model ini membantu kita memahami bahwa konflik dapat ditangani dengan berbagai cara, baik melalui reaksi emosional maupun rasional. Setiap pendekatan memiliki konsekuensinya masing-masing. Penting untuk mengenali jenis reaksi yang kita miliki terhadap konflik dan berusaha mencapai solusi yang paling konstruktif dan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.

Menghindar atau menghindari tanggung jawab mungkin tampak seperti solusi cepat, tetapi seringkali hanya menunda masalah dan menciptakan ketidakpastian. Bertarung atau menyerah mungkin memberikan hasil langsung, tetapi biasanya meninggalkan ketidakpuasan di salah satu pihak. Berkompromi bisa menjadi jalan tengah yang masuk akal, tetapi mencapai konsensus adalah hasil ideal di mana kedua belah pihak merasa dihargai dan didengarkan.

Post Comment