Di beberapa kesempatan, saya sering mendapatkan cerita (keluhan) dari beberapa teman HR dan pemilik usaha kalau generasi sekarang itu tidak punya loyalitas, suka berpindah-pindah tempat karena alasan gaji yang lebih besar dan kenyamanan. Bahkan, salah satu dari mereka bilang jika generasi sekarang lebih mata duitan daripada generasi-generasi terdahulu yang bisa stay di satu perusahaan untuk seumur hidupnya. Apakah benar seperti itu? Secara prinsip, saya kurang setuju karena setiap orang punya hak untuk menentukan yang terbaik buat diri mereka sendiri tetapi sayangnya saya belum bisa mengartikulasikan why nya dengan baik, dan akhirnya saya menemukan suatu video di LinkedIn yang bisa menjawab kegelisahan saya tersebut

At the first place, loyalitas itu tidak ada. Terus orang-orang dulu kok bisa loyal? Mereka seperti itu karena kondisi. Mari kita bagi behaviour manusia dalam bekerja kedalam tahap revolusi industri. Kita skip revolusi Industri pertama karena sudah terlalu jauh, kita fokus ke revolusi Industri 2, 3 dan 4. 

Pada revolusi Industri ke-2, yaitu pada masa kakek buyut kita, tujuan mereka bekerja adalah bertahan hidup, sesimpel untuk dapat memenuhi kebutuhan makan mereka sehari-hari karena opportunity bekerja sangat sedikit, bisa dilihat juga jenis lapangan pekerjaan juga kurang beragam, bisa dikatakan pada saat itu cuma ada 3 strata pekerja yaitu pemilik, mandor dan buruh. Karena supply and demand yang tidak seimbang itu, sering kali kita lihat kakek buyut kita “betah” ikut orang padahal didzolimi, karena sesimpel tidak ada pilihan kerja lain

Kemudian kita pindah ke Revolusi Industri ke 3, yang dimana komputer sudah mulai dikenal. Dan orang tua berada di masa ini. Berbeda dengan kakek buyut kita, tujuan hidup mereka tidak lagi bertahan hidup, karena itu sudah diselesaikan oleh kakek buyut kita. Tujuan hidup mereka adalah memperbaiki kehidupan mereka, untuk bisa beli rumah, kendaraan bermotor hingga menyekolahkan anaknya. Pada masa ini, opportunity kerja semakin banyak, bisa dilihat semakin beragam jenjang jabatan ataupun jenis pekerjaan. Akan tetapi informasi “lowongan pekerjaan belum merata”, sehingga alasan orang tua kita stay di satu tempat kerja adalah minimnya informasi didapatkan, dan informasi ini biasanya bersifat lokal

Pada revolusi Industri 4.0, semua berubah, opportunity terbuka lebar dan informasi tentang sebuah pekerjaan terbuka lebar. Ekstrem-nya jika ada sebuah perusahaan memotong gaji karyawannya, karyawan tersebut tidak segan untuk buka linkedin atau aplikasi cari kerja lainnya untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan value dia. Opportunity banyak dan bisa diakses oleh siapa saja adalah salah satu kunci kenapa loyalitas semakin tidak terlihat di generasi sekarang. Dan lagi, generasi ini tidak lagi take care tentang survival atau standart hidup karena kakek buyut dan orang tua kita sudah take care itu (*). Terus apa tujuan hidup generasi saat ini? Yang mereka butuhkan adalah kualitas hidup, kualitas gaji (tentu saja), kualitas pekerjaan dan lingkungan pekerjaan, dan opportunities untuk menjadi lebih sukses di kemudian hari.

Jadi, seperti telah saya state di atas, sebenarnya loyalitas itu tidak pernah ada. Loyalitas pada zaman dulu ada terjadi karena sedikitnya pilihan dan informasi yang terbatas. Sekarang semua bisa mengakses itu, jadi sudah seharusnya ubah mindset-nya bukan apa yang bisa diberikan karyawan ke perusahaan tetapi value apa yang bisa diberikan ke karyawan, sehingga bisa meningkatkan kualitas karyawan tersebut di kemudian hari. Dan terjadilah hubungan yang saling menguntungkan, dan seharusnya begitu bukan?

Cara lainnya? Sepertinya saya tidak akan pernah bosan untuk semua orang baca START WITH WHY

Inspired by this video

(*) Tidak berlaku untuk yang tidak punya privilege “gak perlu take care sanak famili”