Saat saya melihat trailer ini untuk pertama kalinya, saya langsung penasaran ingin menontonnya tetapi apa daya saya sedang di Belanda sehingga “tidak bisa pergi bioskop buat nonton alif lam mim”. Memang sih ada perasaan bakalan kecewa karena ya film indonesia untuk beberapa hal hanya menawarkan hiburan tidak untuk memberikan vitamin untuk otak dan perasaan ini agar bisa memahami kehidupan dari sisi lain.
Setelah penantian, akhirnya bisa nonton nih film di awal tahun ini. Bagaimana ? Saya harus akui penulis scriptnya gokil, dengan jalan cerita yang gak bisa ketebak, dialog yang sangat-sangat berisi (dan gak mainstream) dan plot yang super kece. Ya meskipun saya harus akui teknologi CGI nya kurang maksimal but nice try lah 🙂 Sejujurnya saya pengen banget si sutradara bikin lanjutan nih film berhubung endingnya “masih seru” tapi apa daya kayaknya masyarakat indonesia gak begitu tertarik dengan film ini. Emang sih kalau ngelihat komen-komen di social media, film ini kayaknya cukup berat narik massa karena segmennya. Meskipun di http://movie.co.id/3/ ratingnya 9.5, Masyarakat yang doyan film ringan sejenis horor ataupun komedi indonesia (kemungkinan) enggan untuk nonton film ini karena “males mikir” sebaliknya masyarakat yang suka film-film hollywood, mostly (termasuk saya) masih menyangsikan kualitas film indonesia.
Daritadi kayaknya saya belum nyentil sedikitpun “ceritanya kayak gimana sih”, dari trailer saya kira sudah cukup bisa menggambarkan, sebuah ide yang cukup menarik dan orisinal
https://www.youtube.com/watch?v=7v73m1onml4
Kesimpulan ? Kalian harus nonton, Oh ya berikut quote-quote kece di film ini
Lam : Sampai kapan otak lo harus berantem sama hati lo ?
Alif : Kapan sih lam, otak dan hati kita gak berhenti berantem? Bukannya itu ya pertempuran sebenarnya dalam hidup kita
Lam : Biasanya di depan sofa itu TV, ini kenapa jendela ?
Alif : Katanya TV adalah jendela dunia, gw udah trauma dibohongin terus ma TV, yaudah gw lihat aja jendela langsung. Problem Solved
Gendis : Aku takut menjadi istri yang membuat suaminya menjadi tuli, gak bisa dengerin kata hatinya sendiri
Lam : Pembela minoritas jual slogan kebebasan begitu jadi mayoritas malah makin nginjek yang minoritas. Siapapun yang ganggu kebebasan distempel jadi penjahat
Laras : Fight, make changes for better future and never lose hope
Kotoran tidak bisa dibersihkan dengan kotoran