Apakah hidup itu ?
Apakah hidup itu?
Bagaimanakah ciri sesuatu disebut hidup?
Pertanyaan di atas mungkin terdengar remeh dan sepele di telinga kita. Bisa jadi sebagian dari kita menganggap itu hanya akan terlontar dari seorang anak kecil. Tapi sadarkah kita, bahwa sejumlah scientist yang berusaha menjawab pertanyaan itu, gagal memberi definisi yang jelas atas kata “hidup”?
Dalam science, tidak ada kata “nyawa”. Karena nyawa tidak tertangkap indera, tidak mungkin dijadikan bahan observasi. Science hanya boleh melandaskan dirinya pada fakta, atau maksimal teori yang didukung oleh serangkaian bukti.
Oke, mungkin kita merasa dapat menjawab pertanyaan itu dengan “disebut hidup jika beraktivitas”, dan kita merasa ini masuk akal. Memang, itu logis. Namun jika demikian, maka angin tornado pun bisa dibilang hidup.
Kemudian yang lain menimpali, “memiliki metabolisme”. Bisa jadi benar, tapi kita akan dengan terpaksa memasukkan api ke kategori makhluk hidup.
Atau kita mengatakan “mampu melakukan duplikasi”. Di titik ini, maka virus komputer juga akan dikatakan hidup.
Dan bisa jadi akan yang memberi jawaban semacam “bisa berpikir”, tapi doi lupa kalo di dunia ini ada jauh lebih banyak makhluk mikroba, satu sel dsj yang hingga kini science tidak dapat mengidentifikasi adanya otak di dalamnya.
Ujung-ujungnya, science menyimpulkan bahwa istilah “hidup” adalah sebuah kesepakatan di antara manusia. Sebuah common term. Kita bisa sepakat virus adalah makhluk hidup, meskipun membutuhkan inang untuk melakukan duplikasi. Sebagaimana kita sepakat api yang mampu memperbanyak dirinya, bukanlah benda hidup.
Bagaimana dengan Islam?
Tanpa harus mengecilkan peran science, Islam memberi kita referensi yang berbeda soal hidup. Di dalam al-Quran, ada serentetan ayat yang menjelaskan tentang hidup dan mati. Umumnya, terkait dengan hati kebangkitan. Namun yang lebih relevan dengan bahasan di status ini adalah ayat berikut ini…
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
(QS.17:44)
Di situ Allah menegaskan bahwa semua makhluk yang ada di dunia ini juga beraktivitas. Dan aktivitas mereka hanya satu, yakni beribadah. Kursi yang kita duduki, lantai yang kita injak, dinding yang kita paku, hingga matahari, bumi, bulan, bintang dan planet, semuanya bertasbih dengan cara dan dalam bahasa mereka masing-masing.
Dan ini bukan berarti science salah, namun “sekedar” membuktikan, bahwa manusia pun belum bisa menjawab sebuah pertanyaan sederhana. Tanpa bantuan agama, manusia hanya akan kebingungan di batas-batas akal yang telah Ia berikan.
~ Allahu a’lam, semoga bermanfaat
-Nug-
Post Comment