×

KEGELAPAN

Misal kita berada dalam sebuah ruangan besar, katakanlah sebuah stadion olahraga yang tertutup. Kemudian, terjadi suatu hal semisal gempa, dan semua peralatan listrik mati. Gelap gulita. Karena suatu hal, alat komunikasi pun tak bisa digunakan. Di titik ini, semua orang akan mencari pintu keluar.

Beberapa tahun lalu seorang peneliti menyampaikan hasil risetnya dalam sebuah forum yang kebetulan saya hadiri. Intinya soal behavior, perilaku manusia ketika berada dalam kegelapan.

Yang mungkin terjadi ada berbagai macam. Ada peluang terjadi kepanikan, baik segelintir maupun masal. Tapi yang menarik, adalah situasi di mana tidak ada tekanan untuk keluar dari ruangan secepat mungkin. Semua ingin keluar, dengan penuh ketenangan. Tidak ada rasa panik, tidak tergesa-gesa.

Apa yang terjadi?

Ternyata, masing-masing dari kita secara insting memutuskan untuk mengikuti orang lain. Siapa pun yang tertangkap oleh mata di kegelapan, jika ia tampak mengetahui ke mana ia sedang berjalan, manusia akan mengikutinya. Meski sebenarnya, yang diikuti juga nggak tau apa-apa. Dan yang seperti ini bukan hanya segelintir, tapi bisa dibilang semua.

Karena kita mengikuti seseorang yang tampaknya tahu ke mana ia melangkah, orang lain yang melihat kita pun akan mengikuti kita. Ia tidak tahu bahwa sebenarnya kita juga sedang mengikuti orang lain. Terus seperti itu. Dan uniknya lagi, ini pun tidak permanen. Maksudnya, di satu titik nantinya, seseorang akan memutuskan untuk mengikuti orang yang lain yang dipandang lebih “meyakinkan”. Padahal ya sama-sama nggak taunya. Asal jalan aja.

Jika faktor energi manusia diabaikan, ini akan terjadi terus-menerus tanpa henti. Non-stop. Saling mengikuti satu sama lain, kemudian berpindah orang. Kadang yang diikuti pun berhenti dan berbalik karena bingung, membuat yang mengikuti makin bingung dan mencari orang baru untuk diikuti.

Itulah yang terjadi jika tidak ada cahaya. Hanya kegelapan. Tidak ada petunjuk, tidak tahu ke mana harus melangkah. Tidak ada pedoman.
~ atau mungkin ada, namun kita memilih untuk mengabaikannya…

-Nug-

Post Comment